Profil Desa Winduasri

Ketahui informasi secara rinci Desa Winduasri mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Winduasri

Tentang Kami

Jelajahi profil lengkap Desa Winduasri, Kecamatan Salem, Brebes. Temukan potensi wisata alam Ranto Canyon, data demografi terbaru, kondisi geografis, komoditas unggulan pertanian seperti kopi, serta ketangguhan masyarakat pasca-bencana alam.

  • Destinasi Wisata Unggulan

    Lokasi dari Ranto Canyon, sebuah objek wisata susur sungai yang menantang adrenalin dan menjadi ikon pariwisata utama Kecamatan Salem

  • Potensi Agribisnis

    Memiliki lahan perkebunan yang subur dan menjadi salah satu desa penghasil kopi potensial di Kabupaten Brebes, dengan inisiatif pengembangan hortikultura

  • Wilayah Tangguh Bencana

    Memiliki karakteristik geografis di dataran tinggi yang rawan longsor, namun masyarakatnya menunjukkan ketangguhan dan semangat gotong royong yang tinggi dalam menghadapi bencana alam

XM Broker

Desa Winduasri, sebuah desa permai di Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, menyimpan pesona alam yang memukau dan potensi ekonomi yang terus berkembang. Terletak di kawasan pegunungan, desa ini menjadi rumah bagi destinasi wisata adrenalin Ranto Canyon dan merupakan salah satu sentra penghasil kopi di wilayah Brebes selatan. Meski sempat menghadapi tantangan akibat bencana alam, semangat gotong royong dan potensi yang dimiliki menjadikan Winduasri sebagai wilayah yang tangguh dan prospektif.

Geografi, Batas Wilayah dan Demografi

Desa Winduasri secara geografis terletak di area pegunungan di bagian barat daya Kabupaten Brebes, sebuah kawasan yang dikaruniai kontur perbukitan dan lembah yang subur. Lokasinya berada di Kecamatan Salem, yang dikenal memiliki topografi menantang namun kaya akan sumber daya alam. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) dalam publikasi "Kecamatan Salem dalam Angka", luas wilayah Desa Winduasri tercatat sebesar 4,41 km². Sebagian besar lahan di desa ini dimanfaatkan sebagai lahan perkebunan dan pertanian tadah hujan, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

Secara administratif, Desa Winduasri memiliki batas-batas wilayah yang jelas dengan desa-desa tetangganya. Di sebelah utara, desa ini berbatasan langsung dengan Desa Gunungtajem. Di sisi timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Windusakti. Sementara itu, di sebelah selatan, Desa Winduasri berbatasan dengan Desa Capar, dan di sisi barat, wilayahnya berbatasan dengan hutan yang menjadi bagian dari perbatasan Provinsi Jawa Tengah dengan Jawa Barat.

Menurut data kependudukan BPS Kabupaten Brebes untuk tahun 2023, jumlah penduduk Desa Winduasri mencapai 431 jiwa. Angka ini terdiri dari 213 penduduk laki-laki dan 218 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah 4,41 km², maka kepadatan penduduk di Desa Winduasri tergolong rendah, yakni sekitar 97,7 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang rendah ini mencerminkan karakteristik wilayah pedesaan di kawasan pegunungan, di mana pemukiman penduduk tidak terlalu padat dan lahan lebih banyak didominasi oleh area pertanian, perkebunan, dan hutan. Secara administratif internal, pemerintahan desa terbagi dalam 2 Rukun Warga (RW) dan 4 Rukun Tetangga (RT), yang menjadi unit terkecil dalam pelayanan masyarakat.

Potensi Ekonomi: Kopi Salem dan Pengembangan Hortikultura

Perekonomian Desa Winduasri bertumpu pada sektor agraris, khususnya perkebunan dan pertanian. Lahan seluas ratusan hektare di wilayah ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menanam berbagai komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Salah satu produk unggulan yang mulai dikenal dari desa ini, bersama dengan beberapa desa lain di Kecamatan Salem, ialah kopi. Kopi yang dihasilkan dari perkebunan rakyat di Winduasri memiliki karakteristik khas dataran tinggi yang menjadikannya potensial untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai produk unggulan daerah.

Selain kopi, masyarakat juga mengelola lahan pertanian untuk tanaman padi, meskipun luas lahan sawahnya tidak sebesar lahan kering atau perkebunan. Data lama dari monografi desa menunjukkan sekitar 21 hektare lahan sawah dan 420 hektare lahan bukan sawah (tegalan/kebun), yang menggambarkan dominasi sektor perkebunan. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat inisiatif untuk mengembangkan sektor hortikultura, seperti sayur-mayur. Program seperti Kampung KB yang dicanangkan pada Agustus 2018 turut mendorong diversifikasi pertanian. Salah satu tokoh masyarakat, Ustadz Sutanto, yang kala itu memimpin program, mengemukakan ide untuk memperkenalkan pertanian sayuran sebagai upaya meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan warga.

Upaya ini menunjukkan adanya visi untuk tidak hanya bergantung pada komoditas tunggal, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru yang sesuai dengan kondisi alam yang subur. Dengan demikian, struktur ekonomi desa tidak hanya didukung oleh hasil bumi tradisional, tetapi juga terus beradaptasi dengan permintaan pasar dan inovasi pertanian.

Pariwisata Andalan: Adrenalin di Ranto Canyon

Daya tarik utama yang mengangkat nama Desa Winduasri ke panggung pariwisata nasional adalah Ranto Canyon. Destinasi wisata minat khusus ini menawarkan pengalaman susur sungai (body rafting) di antara tebing-tebing batu yang menjulang setinggi 10 hingga 20 meter. Aliran sungai yang jernih berwarna kehijauan dengan trek sepanjang kurang lebih 769 meter menjadi arena petualangan yang menantang adrenalin. Pengunjung akan diajak melintasi berbagai rintangan alam, mulai dari arus yang deras, bebatuan licin, hingga melompat dari tebing (cliff jumping) di beberapa titik yang telah ditentukan.

Keindahan Ranto Canyon tidak hanya terletak pada tantangannya, tetapi juga pada panorama alamnya yang masih sangat alami dan eksotis. Sepanjang penyusuran, wisatawan dapat menyaksikan air terjun kecil yang turun dari sela-sela tebing, menciptakan suasana yang sejuk dan menenangkan. Keberadaan Ranto Canyon telah memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar. Warga lokal terlibat sebagai pemandu wisata, penyedia jasa penyewaan alat keselamatan, serta membuka warung-warung kecil di sekitar lokasi.

Akses menuju Ranto Canyon membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga jam perjalanan dari pusat kota Brebes. Kondisi jalan yang menanjak dan berkelok khas pegunungan menjadi bagian dari petualangan menuju lokasi. Popularitas Ranto Canyon terus meningkat di kalangan pencinta alam dan petualangan, menjadikannya ikon pariwisata tidak hanya bagi Desa Winduasri tetapi juga bagi Kecamatan Salem secara keseluruhan.

Tantangan Bencana dan Ketangguhan Masyarakat

Sebagai wilayah yang terletak di dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup tinggi, Desa Winduasri menghadapi risiko bencana hidrometeorologi, khususnya tanah longsor. Pada akhir tahun 2024, tepatnya pada hari Jumat, 13 Desember 2024, hujan dengan intensitas tinggi memicu bencana tanah longsor di beberapa titik di Desa Winduasri dan desa tetangganya, Capar. Bencana ini menyebabkan akses jalan utama menuju desa terputus total oleh material longsor, mengakibatkan ratusan warga sempat terisolasi.

Peristiwa ini menjadi ujian berat bagi masyarakat dan pemerintah desa. Akses yang terputus menghambat distribusi logistik dan aktivitas warga. Namun respons cepat dari berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, TNI, Polri, dan para relawan, segera dilakukan. Alat-alat berat dikerahkan untuk membuka kembali jalur yang tertutup. Kepala Desa Winduasri, Nurudin, dalam keterangannya kepada media saat itu, menyampaikan bahwa meskipun tidak ada korban jiwa, bencana tersebut telah merusak areal persawahan dan beberapa infrastruktur, termasuk bangunan sekolah dasar.

"Kami sangat berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan. Ini sangat berarti untuk meringankan beban warga kami," ujar Nurudin. Peristiwa ini menyorot pentingnya mitigasi bencana di kawasan rawan seperti Kecamatan Salem. Di sisi lain, insiden ini juga menunjukkan tingkat solidaritas dan semangat gotong royong yang tinggi di antara warga dan lembaga pemerintah dalam menghadapi kesulitan. Upaya pemulihan infrastruktur pasca-bencana menjadi prioritas utama untuk memastikan roda perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat dapat kembali berjalan normal.

Pemerintahan dan Prospek Masa Depan

Pemerintahan Desa Winduasri berjalan secara aktif di bawah kepemimpinan kepala desa dan perangkatnya, serta didukung oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Keberadaan dokumen resmi seperti Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) menunjukkan adanya tata kelola pemerintahan yang terstruktur dan akuntabel. Fokus pembangunan desa diarahkan pada peningkatan infrastruktur dasar, pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan optimalisasi potensi yang ada.

Ke depan, Desa Winduasri memiliki prospek yang cerah dengan sejumlah catatan strategis. Sektor pariwisata, dengan Ranto Canyon sebagai magnet utamanya, perlu terus dikelola secara profesional dan berkelanjutan. Peningkatan aksesibilitas dan fasilitas pendukung, dengan tetap menjaga kelestarian alam, akan menjadi kunci untuk menarik lebih banyak wisatawan. Di sektor ekonomi, hilirisasi produk pertanian, khususnya kopi, dapat menjadi langkah selanjutnya. Pengembangan merek "Kopi Salem" dari Winduasri, pengolahan pascapanen yang lebih baik, dan perluasan jaringan pemasaran akan meningkatkan nilai jual dan pendapatan petani.

Di samping itu, penguatan kapasitas masyarakat dalam mitigasi bencana menjadi agenda yang tidak bisa ditawar. Edukasi dan pembangunan infrastruktur yang tahan bencana harus menjadi bagian integral dari perencanaan pembangunan desa. Dengan memadukan potensi alam yang luar biasa, sumber daya manusia yang tangguh, dan tata kelola pemerintahan yang baik, Desa Winduasri berpeluang besar untuk menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.